Kegiatan MPLS Hari Pertama

Pada hari Senin, 12 Juli 2007 di SMP Negeri 2 Cangkringan telah dilaksanakan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau yang lebih dikenal dengan MPLS untuk peserta didik baru kelas VII, dan kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) untuk kelas VIII dan IX. Kegiatan MPLS serta PPK diadakan dengan sistem daring (online) melalui Google Meet.

Kegiatan MPLS dibuka oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Cangkringan, Bapak Wartaya, S.Pd. M.Pd. Beliau mengucapkan selamat datang kepada peserta didik baru kelas VII. Peserta didik baru juga diingatkan agar tetap semangat mengikuti kegiatan pembelajaran walaupun melalui sistem daring. Tidak lupa beliau juga berpesan mengingat bahwa pandemi Covid sedang meningkat, anak-anak diharapkan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan tidak bepergian jika tidak ada keperluan, memakai masker, menjaga jarak aman, makan makanan yang bergizi, berolahraga serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk selanjutnya, kegiatan kelas 7 diisi dengan Profil Sekolah yang disampaikan oleh Ibu Lilis Sulistiyani, A.Md. Profil sekolah yang disampaikan berisi mengenai visi misi sekolah, fasilitas, ekstrakurikuler, media sekolah, serta perkenalan Bapak/Ibu Guru dan Staff Tata Usaha. Sebelum penutupan, tidak lupa peserta didik baru diperkenalkan dengan Mars SMP Negeri 2 Cangkringan yang juga sudah di upload di Channel Youtube sekolah. Harapannya, agar nanti saat peserta didik baru sudah kembali mengikuti KBM, anak-anak tidak asing lagi dengan Mars sekolah.

Dan terakhir, kegiatan MPLS diisi oleh Bapak Muhtar, M.Si dengan materi Struktur Kurikulum Sekolah. Bapak Muhtar, M.Si memberikan penjelasan rinci mengenai pembelajaran, jadwal, KKM, serta penilaian rinci siswa.

Untuk kegiatan kelas VIII, jam pertama diisi oleh Ibu Bapak Muhtar, M.Si dan kelas IX diisi oleh Bapak Drs. Hartana dengan materi yang sama yaitu Evaluasi PJJ serta Motivasi. Diharapkan dengan adanya evaluasi ini, siswa bisa lebih mengetahui kekurangan-kekurangan apa saja yang perlu diperbaiki dari PJJ pada semester sebelumnya. Baik saat mengikuti meeting ataupun saat mengumpulkan tugas secara online. Tidak lupa anak-anak di motivasi agar semangat belajar tidak kendor walaupun pada tahun ajaran baru ini, anak-anak masih belajar secara daring. Tidak lupa anak-anak diingatkan agar tetap mematuhi protokol kesehatan dengan ketat karena pandemi Covid khususnya di daerah Sleman sedang meningkat.

Selanjutnya kegiatan kelas VIII jam kedua diisi oleh Ibu Etika Nuraini, S.Pd. Kn dan kelas IX diisi oleh Ibu Sri Sunariningsih, S.Pd dengan materi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Kegiatan PPK ini sangatlah penting, apalagi di masa pandemi ini, anak tidak datang ke sekolah. Jadi mereka bisa lebih leluasa/bebas untuk melakukan apa saja. Seperti yang tertuang dalam website kemdikbud bahwasanya penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam nawa cita disebutkan bahwa pemerintah akan melakukan revolusi karakter bangsa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengimplementasikan penguatan karakter penerus bangsa melalui gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digulirkan sejak tahun 2016.

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pendidikan karakter pada jenjang pendidikan dasar mendapatkan porsi yang lebih besar dibandingkan pendidikan yang mengajarkan pengetahuan. Untuk sekolah dasar sebesar 70 persen, sedangkan untuk sekolah menengah pertama sebesar 60 persen.

“Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter sebagai fondasi dan ruh utama pendidikan,” pesan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.

Tak hanya olah pikir (literasi), PPK mendorong agar pendidikan nasional kembali memperhatikan olah hati (etik dan spiritual) olah rasa (estetik), dan juga olah raga (kinestetik). Keempat dimensi pendidikan ini hendaknya dapat dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak. Integrasi proses pembelajaran intrakurikulerkokurikuler, dan ekstrakurikuler di sekolah dapat dilaksanakan dengan berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan.